Kamis, 08 Desember 2011

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.

HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)

Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 macam, yaitu elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :

NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Contoh larutan elektrolit kuat :
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :

CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH

Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh : larutan gula, urea

Ikatan Kimia dengan Media TTS KIMIA

Mata Pelajaran                 :  Kimia
Kelas / Semester              :  X / 1
Standar Kompetensi       :  1.         Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan
                                                       ikatan kimia
Kompetensi Dasar           :  1.2.     Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
I.  Indikator: 
(1)   Menyelidiki kepolaran dari beberapa senyawa dan menghubungkannya dengan keelektronegatifan unsur-unsur melalui percobaan
(2)   Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannnya dengan sifat fisik logam
(3)   Menghubungkan sifat fisis materi dan hubungannnya dengan jenis ikatan kimianya.
II. Tujuan:
   Siswa dapat,
(1)       Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi
(2)       Menyelidiki kepolaran dari beberapa senyawa dan menghubungkannya dengan kelektronegatifan unsur-unsur melalui percobaan
(3)       Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannnya dengan sifat fisik logam
(4)       Menghubungkan sifat fisis materi dan hubungannnya dengan jenis ikatan kimianya.
III.  Materi Ajar      : 
Ikatan Kimia
o   Ikatan ion
o   Ikatan kovalen
o   Kepolaran senyawa

IV.    Model            : Cooperative Learning - TGT (Team Games Tournament)
        Metode       :  Ceramah/penyampaian informasi
Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.
Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini kemudian diikuti oleh penyajian informasi baik berupa bahan bacaan maupun informasi verbal lainnya. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Tahap ini selanjutnya diikuti dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa belajar dalam kelompok. Lalu, guru memberikan evaluasi tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan kemudian memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Salah satu permainan dalam TGT dapat berupa teka-teki silang. Pada prinsipnya permainan ini harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran

Langkah-langkah permainan teka-teki silang kimia :
Pada pertemuan sebelumnya, guru telah menjelaskan tentang materi ikatan kimia. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang siswa secara heterogen. Lembaran TTS dibagikan pada tiap kelompok, dan guru menjelaskan aturan permainannya. Setiap kelompok harus bekerja sama untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan guru. Setiap anggota kelompok dituntut harus bermain dengan sportif, maka pada saat waktu yang ditentukan telah habis, maka setiap kelompok harus berhenti mengerjakannya. Perwakilan setiap kelompok membacakan jawaban kelompoknya masing-masing. Guru bersama-sama dengan siswa membahas TTS tersebut. Pada akhir dari permainan ini, kelompok yang mempunyai skor tertinggi diberikan penghargaan yaitu berhak membuat beberapa soal dalam bentuk TTS yang akan diujikannya kepada kelompok lainnya. Dengan demikian  setiap kelompok menjadi termotivasi untuk menjadi kelompok pemenang.
Kelebihan dari permainan ini :
1.      Dapat meningkatkan minat belajar siswa
2.      Meningkatkan kerjasama dalam kelompok
3.      Tidak membosankan
4.      Menimbulkan sikap sportif dalam permainan
Kekurangan dari permainan ini :
1.      Siswa yang sifatnya tertutup, akan mengalami masalah
2.      Siswa yang kurang memahami prinsip permainan akan menganggap ini hanya sebatas permainan.

Contoh teka-Teki Silang
Mendatar
1.    Atom bermuatan        (ION)
6.  Penggunaan pasangan elektron bersama         (KOVALEN)
7.  Elektron valensi untuk atom 9F          (TUJUH)
8.  Jenis ikatan senyawa CCl4                     (KOVALEN)
10.  Pemakaian pasangan elektron yang berasal dari satu atom              (KOORDINAT)
12. Atom 12Mg melepas ... elektron agar stabil             (DUA)
13. Tokoh yang yang menggunakan titik untuk menggambarkan elektron pertama sekali      (LEWIS)
14. Jumlah elektron terluar atom 18 Ar           (DELAPAN)
16. Jumlah pasangan elektron bebas pada senyawa NH3         (SATU)
17. Molekul yang berasal dari unsur-unsur sejenis       (UNSUR)
18. Elektro terluar      (VALENSI)


Menurun
2.    Elektron terluar berjumlah 8          (OKTET)
3.    Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen      (MOLEKUL)
4.    Jumlah ikatan rangkap pada senyawa O2               (DUA)
5.    Umumnya unsur-unsur membentuk ion positif          (LOGAM)
9.   Unsur yang menangkap 2 elektron agar stabil           (OKSIGEN)
10. Ion bermuatan positif      (KATION)
11. Susunan elektron atom helium           (DUPLET)
15. Unsur yang berikatan dengan hidrogen untuk membentuk ikatan kovalen rangkap tiga   (NITROGEN)
16. Molekul yang berasal dari unsur-unsur yang berbeda jenis      (SENYAWA)












3  M






A






1      I
2 O
N

O












4   D

K


L










5   L

U

T


E









6        K
O
V
A
L
E
N

K










G



7    T
U
J
U
H






8   K
9 O
V
A
L
E
N



L








K

M















S


10   K
O
O
R
11D
I
N
A
T






I


A


12 D
U
A









G


T



      P










E


I



13 L
E
W
I
S






N


O


14 D
E
L
A
P
A
15N








N

16  S
A
T
U



I










E






T









17    U
N
S
U
R



R










Y






O










A






G










W






E









  18 V
A
L
E
N
S
I

N